Happy Wedding Lukman Gamon and Isyti

Ini tulisan pertama saya di tahun 2013. Entah harus menarik awalan darimana tetapi tahun ini banyak harapan dan doa terpanjat. Rona bahagia bisa saya lihat hampir dari sebagian banyak dari mereka. Saya dan mereka sama. Sama-sama ingin berada di situasi yang lebih baik dari tahun kemarin. Terlepas dari posisi tawar di penglihatan orang-orang, sekali lagi saya dan mereka adalah sama. Semua setara. Tidak ada yang pantas di Maha kan kecuali Dia, Tuhan Yang Maha Esa. 

Tahun 2013 ini saya sudah memiliki deret perayaan dari beberapa karib. Dan kemarin, salah seorang karib telah membuka perayaan di awal tahun ini. Dia, seorang karib yang saya kenal saat saya masih menjadi mahasiswa. Perayaan dia kemarin adalah sebuah gerakan underground khas anak muda. Tanpa banyak cakap, dia bergerilya menyusun strategi demi sebuah misi. Kami sebagai karibnya pun merasa seperti golongan yang termarginalkan karena tidak tahu apa-apa. Oke gan, untuk kali ini masih dimaafkan, hahaha. Tentang bagaimana proses dia mengatur segala hal untuk perayaan itu, saya pun harus angkat topi. Tidak pernah terlintas di benak saya, bahwa dia, karib yang selama ini saya kenal akan mengambil keputusan lebih cepat beberapa kilometer dari kami. Salut gan!


Dia bukan sosok serius seperti poltikus. Dia pun tidak serebel punkers. Dia, karib saya, karib kami dan sebelum keputusan itu diambil, dia hanyalah sosok yang sama dengan kami. Kami adalah sekumpulan orang yang lebih sering dan akan jauh lebih bahagia jika bisa menertawakan masalah kami sendiri. Bagi kami, berkumpul dan tertawa adalah bahagia. Bahagia kami pun tak perlu mahal. Bahagia kami sederhana. Dan sekarang dia dan kami sedikit dibedakan oleh keputusan. Dia sekarang sudah memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari kami. Dia sekarang sudah harus berfikir dua kali lipat lebih keras dari kami. Satu hal yang jelas sama dan tidak terganti adalah takaran bahagia kami yang akan selalu sederhana. Tertawa!

Untuk dia, karib saya, karib kami, semoga selalu dimudahkan dalam segala urusan rumah tangganya. Semoga dia menjadi laki-laki dengan takaran bahagia yang sederhana. Semoga dia menjadi laki-laki yang selalu dirindukan kehadirannya oleh wanita yang sekarang telah sah menjadi istrinya. Semoga dia menjadi laki-laki yang kelak mampu mengajari anak laki-lakinya untuk tidak menangis ketika jatuh dari sepeda. Semoga dia menjadi laki-laki pertama yang akan meminjamkankan pundaknya untuk anak perempuannya ketika sedang terpuruk. Deretan doa ini, untuk dia, karib saya, karib kami. Semoga kehidupan lebih bersahabat dengan dia dan keluarga barunya. Amin!

Epic Fail


Happy for You


salam,
linadh

No comments:

Post a Comment