Heart

Kemarin bahagia masih menjadi teman saya. Kemarin suka cita masih akrab dengan saya. Iya semua itu kemarin, bukan hari ini dan hari-hari berikutnya. Impian saya mendadak buyar. Sebenarnya saya bukan seorang pemimpi. Bahkan saya tidak suka terlalu banyak berangan-angan. Sekali lagi, entah kenapa kali ini seolah-olah banyak bagian yang bukan berasal dari diri saya berlomba-lomba turut ambil bagian. Sulit bagi saya untuk memilah. Sampai akhirnya saya memilih diam.

Sudah setahun belakangan ini saya tidak melibatkan hati. Kesan kaku sudah sering saya dengar dari mulut mereka. Tetapi sekali lagi ini tentang saya dan bukan mereka. Mereka mungkin senang ketika saya bercerita. Iya. Mereka hanya senang mendengarkan cerita saya tanpa peduli perasaan saya. Ini bukan salah mereka tetapi salah saya yang membiarkan mereka menjadi penikmat kisah saya. Setelah beberapa pengalaman buruk, saya cukupkan untuk 'mendongengkan' mereka. Iya. Cukup.

Ketika saya menulis ini mungkin saya sudah jauh lebih tenang. Logika dan perasaan telah kembali ke fungsi masing-masing. Mungkin ini yang mereka sebut proses kehidupan untuk pendewasaan. Menjadi dewasa tidak bisa saya dapatkan di perguruan tinggi. Menjadi bijaksana tidak diajarkan selama saya menempuh pendidikan formal. Ada satu kalimat yang mungkin mampu menampar siapa saja yang sombong dan menganggap masalahnya paling besar. "Don't tell GOD how big your problems are, but tell your problems how big GOD is". Bagi mereka yang masih percaya dengan Tuhannya, apapun itu pasti mampu dilewati. Tuhan. Iya. Saya masih punya Tuhan. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan. Ketika saya sadar bahwa saya hamba yang diberi keleluasaaan untuk meminta dan janji Tuhan yang nyata, maka saya pun mulai menikmati proses.
Selanjutnya saya akan menyiapkan diri saya untuk perayaan-perayaan tak terduga, entah di kilometer keberapa di perjalanan hidup saya. Saya tidak ingin perayaan seperti mereka. Saya hanya ingin perayaan yang memang sudah dipersiapkan dan dipantaskan untuk saya. Berbahagialah dan mulailah bersahabat dengan takdir. Cheers!

salam,
linadh

No comments:

Post a Comment