Good Friend, Good Daddy

Seperti biasa selepas obrolan panjang dengan seorang karib, saya mencoba sedikit merekam dan menuliskannya di catatan kecil ini. Terkadang saya lebih menikmati mendengar cerita hidup seseorang ketimbang kalimat-kalimat panjang motivator gadungan. Bagi saya, cerita mereka, para karib saya, ditulis langsung oleh Sang Maha. Tidak ada satupun otak yang mampu menerka akhir dari cerita tersebut. Dan ini keren!

Tadi malam pun begitu. Terulang lagi. Saya dan seorang karib berbincang, tidak melalui tatap muka tetapi hanya melalui ponsel pintar kami masing-masing. Yah begitulah awam menyebutnya, ponsel pintar. Dibanding saya, dia jauh lebih berpengalaman mengenai alur kehidupan. Dibanding saya, dia jauh lebih dewasa dalam hal sikap dan pemikiran. Dibanding saya, dia lebih mahir keluar dari persoalan hidup. Iya, dia, karib saya, orang yang saya kenal lewat seorang teman (dulunya).

Obrolan diantara kami sangat natural dan berirama lembut namun tegas. Kalimat-kalimat panjang yang mulai masuk ke ponsel pintar saya semakin beragam. Diawali dengan banyaknya konflik yang timbul antara masing-masing individu di dalam cerita hingga pada akhir yang mengejutkan. Bahagia!

Bagi dia, karib saya, konflik kehidupan bukan untuk dihindari. Bukan alasan juga untuk menyerah. Salut. Seorang bapak muda dengan pemikiran dewasa. Tidak jarang bahkan terhitung sering membagi pengalamannya dengan saya. Sama sekali tidak risih, justru berterima kasih dengan dia. Semoga dia, karib saya, sukses menjadi bapak yang hebat untuk anak-anaknya kelak. Jangan bosan-bosan untuk berbincang tengah malam dengan saya lagi ya.......

salam,
linadh

No comments:

Post a Comment