Love Will Find A Way


Sebuah cerpen yang bukan diambil dari FTV dan terinspirasi dari kisah nyata. Ini adalah kisah Asih dan Karyo...
Jeng...jeng...!!!

* * *

Asih adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Bulan-bulan awal Asih bekerja, semua berjalan sewajarnya. Dikalangan rekan kerjanya yang baru, Asih memang dikenal mempunyai watak yang keras. Selain itu Asih juga agak tertutup dengan lawan jenis dikarenakan ada beberapa hal di masa lalunya yang masih berbekas hingga sekarang. Sebenarnya bagi yang sudah lama mengenal, Asih adalah pribadi yang riang dan cepat beradaptasi dengan siapa saja.

Waktu berjalan cepat, tak terasa Asih sudah melewati masa training kerjanya. Karena merasa masih memiliki pengalaman kerja yang minim, Asih pun memutuskan untuk tetap bertahan di perusahaan itu sampai dia merasa siap untuk menuju jenjang karir berikutnya. Singkat cerita, seorang laki-laki bernama Karyo juga melamar di perusahaan tempat Asih bekerja. Awalnya Asih sama sekali tidak mempedulikan kehadiran sosok Karyo di kantor. Bahkan Asih terkesan agak terganggu dengan sikap-sikap Karyo yang dinilai Asih 'sok asik' dengan rekan-rekan kerjanya.


Setelah beberapa bulan bekerja ditempat yang sama, sedikitpun Asih dan Karyo tidak menunjukkan tanda-tanda keakraban. Mereka berbincang seperlunya saja. Seiring berjalannya waktu, jarak antara Asih dan Karyo pun semakin menyempit. Mereka akhirnya bisa membaur satu sama lain, bahkan mulai terlihat sebagai dua orang kawan lama. Namun suatu ketika Karyo melakukan kebodohan dan membuat Asih serta beberapa sahabat ilfeel dengan kelakuan Karyo. Sejak saat itu hubungan antara Asih dan Karyo pun kembali merenggang. Asih pun kembali ke penilaian lamanya, kalau yang namanya laki-laki dimana-dimana sama.

Ditengah ke-ilfeel-an yang masih bergulir ternyata keputusan besar sudah diambil Karyo. Tanpa meminta pendapat teman-temannya, Karyo ternyata sudah mengambil keputusan untuk bertunangan dengan seorang wanita. Sontak keputusan Karyo membuat Asih dan beberapa sahabat kaget. Mereka tidak menyangka kalau Karyo berani mengambil keputusan yang besar dalam waktu secepat itu. Tetapi kegundahan Asih beserta para sahabat tidak berlangsung lama, bahkan mereka menganggap kalau Karyo tidak pernah mengambil keputusan itu.

Semakin seringnya Asih dan Karyo bertemu memunculkan rasa yang berbeda di hati Karyo. Karyo memang tipikal orang yang ekspresif dan tidak pernah merasa canggung untuk menunjukkan perasaannya kepada Asih. Bagi Asih, semua perhatian Karyo dia anggap hanya sebatas perhatian seorang teman dekat tetapi ternyata tidak bagi Karyo. Sampai pada suatu malam, Karyo pun mengutarakan perasaannya kepada Asih bahwa dia sebenarnya memiliki perasaan lebih dari sekedar teman. Asih pun bingung. Dia kembali mengingatkan Karyo akan statusnya yang sudah bertunangan. Tetapi dasar Karyo, dia tidak peduli dengan itu. Karyo menganggap bahwa apa yang dia rasakan itu tidak salah. Sebagai seorang wanita, Asih tidak ingin menyakiti siapa pun. Asih tetap bersikukuh mengingatkan Karyo untuk membuang jauh-jauh perasaannya. Tetapi usaha Asih sepertinya sia-sia. Karyo tetap dengan pendiriaanya dan menganggap bahwa semua yang terjadi ini bukan suatu kebetulan.

Ternyata semua omongan Karyo benar-benar dibuktikan. Karyo memperlakukan Asih sebagai wanita yang spesial. Awalnya, Asih agak sedikit canggung dengan perlakuan Karyo. Tetapi karena perlakuan spesial Karyo yang terus-menerus membuat hati keras Asih melunak. Tidak bisa dipungkiri bahwa sekeras-kerasnya hati Asih, dia hanyalah wanita biasa. Dan kekalahan terbesar bagi wanita adalah perhatian dari seorang pria yang diberikan secara terus-menerus tanpa berlebihan dan sesuai porsinya.

Selama hampir lebih dari dua bulan Asih dan Karyo sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan ketika Asih harus sering kena marah orang tuanya karena dia sering pulang melebihi dari jam seharusnya. Selama itu pun semuanya masih berjalan dengan lancar. Bahkan bisa terbilang mulus. Asih dan Karyo seakan lupa dengan status Karyo. Sampai suatu ketika ketenangan mereka pun terusik oleh sebuah keadaan yang mengharuskan Karyo untuk kembali ke kota asalnya. Sebelum Karyo pergi, dia berjanji kepada Asih bahwa semuanya akan baik-baik saja. Karyo juga berjanji walaupun jauh, dia akan tetap menjaga komunikasi dengan Asih. Asih pun percaya bahwa semuanya benar-benar akan baik-baik saja dan Karyo akan menepati janjinya.

Akhirnya tibalah saat dimana Karyo harus benar-benar pergi. Untuk beberapa hari pertama komunikasi Asih dan Karyo berjalan dengan lancar. Namun hari-hari berikutnya ternyata semua tidak sesuai dengan harapan Asih. Karyo melanggar janjinya. Sampai suatu malam Asih mengirim pesan singkat untuk sekedar mengingatkan janji Karyo. Namun ternyata balasan Karyo tidak seperti yang Asih harapkan.

Akhirnya Asih pun merenungkan kembali keputusan yang sudah dia ambil dan jalani selama ini. Bahwa akhirnya cepat atau lambat dia dan Karyo akan berpisah. Asih pun tidak ingin memaksa Karyo untuk memilih, karena dia tau itu adalah hal yang sia-sia. Asih pun sadar kalau dia hanya orang baru di kehidupan Karyo, sudah sepantasnya dia tidak mendapat tempat lagi di kehidupan Karyo. Tapi Asih tidak ingin menyalahkan Karyo, bahkan dia ingin berterima kasih kepada Karyo. Bagi Asih, Karyo sudah membuktikan bahwa Asih masih mempunyai cinta dan hatinya tidak sekeras yang dipersepsikan orang-orang. Sekarang Asih sedang berusaha menata kembali hatinya, merapikan kembali semuanya. Sedang sisanya, dia serahkan kepada sang pemilik kehidupan. Asih percaya bahwa ini cara tangan-Nya bekerja untuk setiap hamba-Nya.

Namun ada hal yang masih mengganjal dan belum sempat Asih sampaikan kepada Karyo. Karyo tidak pernah tahu bahwa sesungguhnya sosok yang Asih cari sebagai pendamping hidup ada di diri Karyo. Asih tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan itu mengingat status Karyo yang sudah terikat dengan orang lain. Dan untuk Karyo, mungkin dia akan kehilangan sosok Asih untuk selama-lamanya. Karena di setiap keputusan akan ada perasaan yang harus dikorbankan. Mungkin di sini, perasaan Asih lah yang harus dikorbankan Karyo. 

Semoga Asih dan Karyo bisa hidup bahagia dengan pilihan masing-masing. Tetapi jika takdir masih memihak mereka untuk bersatu tentunya tidak akan ada lagi kata masing-masing diantara mereka. Khusus untuk hal yang satu ini tangan manusia tidak mampu mencampurinya. Sekali lagi biarkan tangan-Nya yang bekerja. Dan yang terpenting, Karyo lebih beruntung dibanding laki-laki lain di luar sana karena paling tidak dia berani menyatakan perasaannya kepada Asih. Bukankah lebih baik berterus terang tentang perasaan dari pada harus memendam dan akhirnya kehilangan?

SEKIAN

* * *

Yaa ini adalah cerpen pertama saya. Mungkin akan ada banyak cacat di sana-sini. Jika ada yang berkenan memberi masukan saya pun menerima dengan lapang. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil dari setiap tulisan saya. Berbahagialah kalian yang hidup dikelilingi banyak cinta. Karena yang terpahit dalam hidup adalah yang berteman sepi.

salam,
linadh

No comments:

Post a Comment