Epilog Dini Hari

Sudah pagi ya ini? Sepertinya akan segera menjelang. Dan saya masih belum bisa tidur. Sedikit menulis mungkin bisa membuat saya cepat ngantuk, semoga.

Mendadak teringat pertanyaan.....

“Kenapa sih kamu ngasih dia kesempatan kedua?”

Pertanyaan-pertanyaan itu sering kali ditanyakan teman-teman saya. Dan lagi-lagi jawaban saya sama, “karena mungkin suatu saat nanti bisa saja saya yang minta untuk diberi kesempatan kedua”. Hidup itu tidak pernah bisa ditebak bahkan bagi yang mengaku dukun sekalipun. Hidup ini penuh kejutan. Siapa yang tidak suka kejutan? Semua suka kejutan kan? Termasuk saya.

Kesempatan kedua akan selalu ada bagi mereka yang percaya. Kesempatan kedua akan bekerja pada mereka yang berusaha. Tapi tidak jarang bahkan sering, dia, dia dan dia hanya menganggap itu sebagai guyonan. Harus menyalahkan siapa? Tidak perlu ada yang disalahkan disini, ini hanya masalah keyakinan tiap individu yang tidak pernah sama.


Sempat ada kejadian yang membuat saya jadi sedikit, ya hanya sedikit tidak percaya tentang istilah apa yang kamu tanam itu yang kamu petik. Pasalnya, dari seringnya saya memberi kesempatan kedua kepada mereka justru kali ini saya sendiri yang tidak bisa merasakan kesempatan kedua. Terdengar tidak adil ya? Tapi hidup memang tidak adil kan? Memang terkadang kita tidak selalu dapat apa yang kita mau kan?

Saya dan kesempatan kedua akan selalu menjadi satu paket. Tapi kami bukan paket murah yang bisa didapat dengan harga diskon. Karena kami menghargai hidup. Karena kami menghargai proses. Karena kami tidak memusuhi kesalahan. Karena kami ingin semua bisa berjalan seimbang. Karena itulah kami tidak murahan.

Mungkin saya harus berterima kasih kepada dia yang telah dengan murah hati mengambil hak dan tidak memberikan kesempatan kedua untuk saya. Terima kasih untuk tidak menjadi baik. Terima kasih untuk tidak bersikap bijaksana. Terima kasih untuk rasa bersalah yang berkepanjangan.

Sekarang saya tahu kalau bahagia itu sederhana, sesederhana kata mas sir-siran saya. Saya sebut sir-siran karena dia tidak suka dengan istilah fans karena bisa-bisa saya dipisuhi, hahaha. Padahal aslinya saya nge-fans banget sama dia. Semua lagunya saya punya. Ya walaupun hasil download-an sih, tapi paling tidak saya punya. Ya paling tidak, hahaha.

Jadi sekarang saya lebih suka menunggu kejutan daripada harus meratapi nasib. Yang namanya kejutan pasti akan mengejutkan, bukan begitu? Hahaha. Jadi nikmati saja dan berbahagialah!


salam
lina dh

2 comments:

  1. Nice...
    berawal dr keisengan dan sedikit penasaran, akhirnya sya menemukan blog yang saya cari.
    Setelah saya baca tu tulisan ente, saya hanya bisa terdiam dan hanya mengucap dlam hati "cukup di dalam hati saya".
    Sebagai bentuk kekaguman saya, saya ajak ente dinner di Hik Gerok malam minggu tgl 1 Desember 2012. Hehehe. Terimakasih

    ReplyDelete
  2. teruslah penasaran karena penasaran itu menyenangkan, cheers! :D

    ReplyDelete