Dia kembali. Iya, dia sudah kembali. Dia memang kemarin sempat beberapa
lama pergi dari hidup saya. Dan sekarang, dia sudah benar-benar kembali. Dia
adalah seorang karib, saudara dan bagian dari hidup saya. Pertemuan kami
dimulai sejak puluhan tahun silam. Proses kami untuk saling mengenal satu sama
lainpun terjadi begitu saja. Kami tumbuh dan berkembang bersama selama
bertahun-tahun. Tetapi seketika semua berubah di akhir 2011. Saat itu kami
sedang mengikuti tur wisata ke Bali dan disanalah perselihan kami bermula.
Sampai pada akhirnya, saya memutuskan untuk mengakhiri tur yang waktu itu baru
berjalan sehari dan memilih untuk pulang. Sejak kejadian itu, hubungan kami
memburuk. Kami mulai saling menyalahkan. Bahkan tidak sering, kami saling
menghujat.
Mulai dari kejadian itu, kami saling membenci satu sama lain. Kami seolah
lupa berapa kilometer perjalanan yang telah kami lalui bersama. Kami seolah
lupa bagaimana menyenangkannya menertawakan kebodohan-kebodohan yang kami lakukan bersama. Iya, kami seolah lupa dengan semua itu. Entah untuk sebuah pengakuan
apa, saya pun tidak paham. Kami hanya ingin saling menjatuhkan. Kami hanya
ingin saling membenci. Dan mungkin pada saat itu kami terlihat bodoh dan
menjijikan. Pasti. Tahun berganti dan kami pun masih terus berseteru. Kami
tidak ingin terlihat saling membutuhkan. Kami hanya ingin mendapat pengakuan
paling hebat dari satu sama lain.