Bagi kalian yang sedang berpartner pasti akan dihadapkan pada masalah yang
sepele tapi dibuat seolah-olah megah tak terbantah. Entah untuk sebuah alasan
apa, kadang saya juga dibuat heran. Masalah yang seharusnya bisa diselesaikan
dengan duduk bersama didampingi beberapa gelas kopi atau teh panas dan beberapa
potong gorengan di angkringan pinggir jalan dibuat jadi rumit. Kali ini saya
sedang ingin membahas sebuah kata singkat yang sering memicu kekisruhan saya dengan
partner atau kalian dan partner kalian masing-masing mungkin. Kata itu H-O-B-I.
Terbaca jelas? Iya, HOBI.
Bagi pelaku asmara, muda mudi di usia belasan, belum akan dipusingkan
dengan masalah sepele ini. Karena bagi mereka yang masih sibuk memikirkan
ujian akhir sekolah, mendefinisikan hubungan berpartner tidak akan serumit isi kepala-kepala
manusia yang memasuki usia seperempat abad dan seterusnya. Para muda-mudi itu
akan selalu memilih menghabiskan waktu bersama daripada harus sekedar berkutat
dengan dunia masing-masing. Entahlah, tapi sungguh ketika saya seusia mereka
saya tidak sibuk dalam urusan itu.
Ketika saya dan kalian dengan angka hampir seperempat abad dan seterusnya
memutuskan untuk berpartner, dipastikan saya dan kalian telah melakukan diskusi
kecil dengan-Nya. Entah hanya sekedar untuk mengenalkan kepada-Nya atau bahkan
melantunkan ayat-ayat doa agar sang partner bisa membantu untuk menyempurnakan
separuh ibadah saya dan kalian. Yang pasti saya membayangkan keintiman yang
luar biasa indahnya ketika saya dan kalian sedang berdiskusi dengan Sang Maha Oke,
terlepas dari apapun cara dan bahasa yang saya dan kalian gunakan.