Sekarang ini mengumbar suasana hati mungkin sedang menjadi tren dikalangan kawula muda. Entah apa tujuan mereka, kadang saya sendiri pun tidak begitu paham. Seperti di salah satu jejaring sosial yang sekarang mulai banyak ditinggalkan, mereka masih berlomba-lomba saling menceritakan tentang kegundahan hati. Bahkan terkadang sumpah serapah pun kerap terlontar. Ya namanya juga sosial media, milik semua orang kan? Mungkin mereka menganggap dengan meluapkan lewat tulisan bisa sedikit mengurangi sesak di hati mereka. Kali ini saya sependapat dengan mereka :)
Ketika saya menulis bisa dipastikan saya sedang dalam keadaan bahagia yang tak terhingga atau sedih luar biasa. Saya bisa menulis dengan senyum bahagia atau pun air mata duka. Beruntunglah saya hidup dengan hati yang masih bekerja di batas normal. Ketika bahagia saya pun akan seperti mereka, tertawa lepas tanpa beban. Tetapi jika kesedihan yang memilih datang saya pun sama seperti mereka, sedih dan tidak jarang air mata menunjukkan keberadaannya. Kenapa saya harus menolak sedih? Saya diciptakan oleh Dia Sang Maha dengan sempurna. Sedih itu proses seperti bahagia. Bukankah kita harus seimbang agar tetap bisa terus berdiri?